Jangan Sembarang Memasang Behel

Desember 11, 2012
Kalian pasti sudah sangat tidak asing dengan istilah  behel. Behel atau bracket dalam dunia kedokteran gigi  juga dikenal sebagai Kawat Gigi adalah alat yang digunakan dalam perawatan orthodontic  yang membantu menyelaraskan dan meluruskan gigi dan membantu posisi  geligi pada posisi ideal di mana gigi atas dapat menggigit gigi bawah dengan sempurna. Behel  atau  bracket merupakan alat orthodontic  cekat yang sering juga dengan peralatan orthodontic  lain untuk membantu memperluas langit-langit mulut atau rahang dan sebaliknya membantu dalam membentuk gigi dan rahang.
Berdasarkan sejarah pemakaian behel sudah dimulai sejak tahun 400-500 BC hal ini dibuktikan dengan penemuan mumi dari zaman tersebut di mana pada mumi ditemukan band pembungkus gigi berupa kabel yang terbuat dari serat alami usus hewan yang mana hal ini merupakan bagian orthodontic yang berguna untuk meluruskan kesenjangan pada gigi mereka.
Sekarang behel tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk merapikan geligi dan mengembalikan fungsi kunyah gigi menjadi lebih baik. Saat ini behel sudah merambah ke arah trend dan fasion di mana orang-orang memakai behel bukan saja karena ada masalah pada giginya namun karena faktor pergaulan dimasyarakat. Hal ini tentu saja bukan masalah apabila dari segi finansial mendukung. Karena tidak sedikit biaya yang diperlukan dalam pemakaian dan perawatan selama pemakainan behel.
Dibalik persoalan biaya sekarang harus diingat penggunaan kawat gigi atau behel tidak hanya sekedar masalah fasion, tidak juga sekedar asal rapi. Rapi tentu saja tidak cukup, setelah perawatan selesai gigi harus bisa berfungsi untuk mengunyah dengan sempurna. Gigi atas harus bisa menggigit dan bertemu gigi bawah dengan baik, karena salah satu dari fungsi kawat gigi atau behel adalah untuk memperbaiki gigi dari keadaan gigi atas tidak bertemu atau menggigit gigi bawah dengan baik (bahasa kerennya : maloklusi) yang disebabkan oleh susunan gigi yang tidak beraturan, bentuk rahang yang salah atau kombinasi dari kedua hal tersebut.
Perawatan dengan kawat gigi atau behel (istilah kedokterannya : perawatan orthodontic) yang dilakukan oleh orang yang benar-benar memahami ilmu orthodontic dapat memperbaiki kesalahan bentuk atau posisi dari rahang. Perbaikan dari susunan gigi dan rahang juga akan mempengaruhi bentuk atau profil wajah dari seseorang secara keseluruhan.
Tanpa ilmu yang benar pemakaian kawat gigi bisa membuat  wajah anda menjadi aneh. Mereka yang tidak mengerti ilmu orthodontic secara benar (hanya mengetahui sepotong-sepotong) hanya akan membuat gigi pasien terlihat rapi namun belum tentu posisi rahang pasien pas untuk menggigit antara gigi atas dan gigi bawah (oklusi). Lebih parah lagi melakukan pemasangan kawat gigi pada orang yang tidak berpengalaman dan tidak memiliki ilmu yang cukup bisa membuat wajah pasien menjadi lebih aneh dari semestinya.
Sebagian masyarakat yang tidak mengetahui masalah perawatan orthodontik secara umum sudah pasti menganggap remeh masalah ini. Oleh sebab itu, pemasangan behel sangat dianjurkan dilakukan oleh dokter gigi yang telah berpengetahuan dalam dunia orthodontic, bukan pada orang yang tidak memiliki basic pengetahuan tersebut sama sekali yang akan membahayakan si pasien. Perlu diketahui juga, pemakaian alat-alat kedokteran gigi yang tidak memenuhi standar kesehatan pada waktu pemasangan behel atau kawat gigi bisa menyebabkan infeksi silang dan membahayakan kesehatan.
Untuk menghindari penyakit tertular dari satu pasien ke pasien lain atau ke dokter gigi yang bisa saja melalui air liur atau darah si dokter gigi menggunakan barier berupa sarung tangan dan masker yang hanya boleh digunakan sekali. Artinya hanya digunakan untuk 1 (satu) pasien. Alat-alat yang digunakan oleh dokter gigi merupakan alat steril yang setelah digunakan pada 1 (satu) pasien dibersihkan dan dimasukkan ke alat sterilisasi khusus atau langsung dibuang apabila menggunakan alat disposible.
Sekarang tinggal dibayangkan apabila melakukan perawatan kawat gigi pada orang yang tidak memiliki pengetahuan yang lebih dibidang tersebut? Mereka tidak mendapatkan pengetahuan mengenai cara sterilisasi peralatan yang digunakan, tidak memiliki kualifikasi yang lebih untuk merawat gigi yang tidak beraturan. Bisa jadi gigi si pasien bukannya menjadi baik dan sehat namun akan menimbulkan masalah baru yakni resiko terkena penyakit menular seperti HIV, Hepatitis, gigi goyang, rahang sakit saat membuka mulut dan masih banyak lagi akibat buruk yang akan ditimbulkan.
Sekian sedikit info dari saya, semoga bermanfaat yaaaa

quando eu estou de volta

Desember 07, 2012
Hai holla alloha hallooooooooooo
Udah hampir 4 bulan gw gak pernah nengokin blog ini, sungguh kasihan sekali dia. Diterlantarkan bak sesuatu yang tlah usamL Apa sih?-_- kenapa jadi gitu omongannya? ffttt
3 bulan belakangan ini gw disibukkan dengan kesibukan baru gw, yaitu jadi MAHASISWA. wedehhhhh keren kan udah MAHA, M A H A, MMMAAAHHHAAA… \(´`)/ Awalnya sih emang kehidupan mahasiswa bagi gw enak, ya mungkin karna gw blum me-rasa-kan bagian yang paling gak enak dalam dunia perkuliahan itu sendiri. Tapi s-e-k-a-r-a-n-g, betapa sulitnya menghadapi dunia sebagai seorang mahasiswa. Jalan yang gw ambil sekarang itu adalah jalan yang akan membawa gw ke sebuah profesi yang gw idam-idamkan sejak dulu (jiailehhhh idam-idamkan haha). Tentu saja untuk dipanggil “ibu dokter” gak semua pemikiran gw dulu. Sekarang yang gw jalanin ya kehidupan calon dokter gigi. Dengan sistem pembelajaran baru yang anut kampus gw (dan angkatan gw menjadi angkatan pertama yang menganut system ini) gak menghalangi niat dan tekat gw buat menjadi seorang DOKTER GIGI.
Sistem ini namanya KBK, gw lupa apa kepanjangannya hehe. Jadi di system kuliah itu gak ada yang namanya uts, uas, dan sodara meraka itu. Tapi yang ada ujian formatif sama ujian sumatif. Emang sih sebenernya lebih enak make system ini, kenapaaaa? Ya karna pekajaran yang di pake buat ujian itu masih anget-angetnya diotak. Beda sama system sks, kbk itu ujiannya setiap akhir modul atau lebih tepatnya hampir setiap minggu gw ada ujian. Sistem init uh ya bikin mahasiswa sama dosennya keteteran banget buat belajar dan menjelaskan. Biasanya kalo masih sks, 1 sks itu dibelajarin 1 semester atau 6 bulan, nahhhhh kalo di system kbk pelajaran yang biasanya dipelajarin 6 bulan CUMA DIPELAJARI 2 HARI breeee -_- bayangin dari 6 bulan jadi CUMA 2 hari. Kurang pinter apa coba otak mahasiswanya? -_- Tapi yaaaaa tapiiiiii, enak juga sih sebenernya system ini hehe meskipun kalo mau formatif sama sumatif otak suka ngebul ngapalin organ2 manusia.
Oiya, awalnya gw kira di kedokteran gigi itu ya Cuma belajar seputar facialis doang. Ternyata oh ternyata pas lagi modul 2 itu pelajaran tentang dokter umum. Semua bagian dari manusia harus kitra hafalin. Dan yang buat gw *waw* banget di pelajaran anatomi manusia ini, sampe ada tonjolan dikit ditulang manusia aja tuh ada namanya dan harus diapalin. Ya kalo cuma 1 tonjolan, ini banyak banget kan tulang-tulangnya dan setiap tulang beda namanya -_-
Meskipun begondrong eh begitu maksud gw, itu semua gak akan menghalangi gw buat jadi seseorang wanita karir yang dipanggil “bu dokter” dengan jas putihnya yang indah dipandang nanti xoxo ~(''~) (~'')~